Infokua.com – Motivasi Menikah. Pernikahan adalah sebuah tahap yang sangat dinanti seseorang, ada yang memutuskan untuk menunda pernikahan adapula yang milih segera menikah.
Setiap orangpun memiliki alasan tertentu untuk kedua pilihan tersebut, seperti untuk bersegera menikah tentu memiliki dorongan atau semuah motivasi tersendiribagi orang tersebut.
Sepertikebanyakan sekarang bila diingat banyak yang melakukan pernikahan diusia muda, tentu hal tersebut telah dipikirkan masak-masak oleh kedua calon pengantin.
Motivasi Untuk Menikah
Rasulullah SAW tetu menjadi pendorong yang kuat dan memotivasi kita untuk menikah, Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdurrahman bin Yazid ia berkata;
“Aku bersama Alqamah dan Aswad memasuki kediaman Abdullah, lalu ia berkata ‘Dulu kami adalah pemuda bersama Rasulullah dan tidak memiliki apa-apa.
Rasulullah bersabda kepada kami, ‘Wahai para pemuda, siapa diantara kalian mampu menanggung beban pernikahan, hendaklah ia menikah, karena sesungguhnya nikah itu lebih menundukan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.
Siapa yang tidak mampu, hendaklah ia berpuasa karena sesungguhnya puasa itu pemutus syahwat” (HR. Al-Bukhari (V/1950), Muslim (II/1018))
Sabda nabi (al-ba’ah) ada yang mengartikan sebagai kemampuan untuk menanggung beban-beban pernikahan, All-bah seendiri ialah berhubungan badan.
Menurut Al-Khaththabi makna al-ba’ah adalah menikah, makna asli dari kata tersebut ialah tempat untuk bernaung dan berlindung.
Al-Maziri menjelaskan Al-ba’ah adalah asal kata dari menikahi wanita karena laki-laki yang menikahi wanita umumnya menyediakan tempat tinggal.
Menurut An-nawawi sendiri “Ulama memiliki perbedaan pendapat terkait al-ba’ah ada dua pendapat yang sama-sama merujuk pada salah satu dari dua makna yang paling tepat.”
Pertama, secara bahasa kata tersebut memiliki arti hubungan badan. Jadi bisa dimaknakan, Siapa di antara kalian mampu berhubungan badan karena mampu menanggung segala beban menikah maka menikahlah.
Dan siapa yang tidak mampu berhubungan badan karena tidak mampu menanggung bebannya, maka ia harus berpuasa untuk menangkal syahwat dan memutuskan keburukan air maninya, seperti halnya syahwat diputus.
Menurut pendapat ini, perintah dalam hadist ini ditujukan kepada pemuda yang memiliki kecenderungan syahwat kuat terhadap wanita yang tidak dapat terlepas dari dorongan-dorongan syahwat.
Kedua, memiliki arti beban-beban pernikahan yang di sebutkan dengan sesuatu resikonya, maknanya Siapa diantara kalian yang mampu menanggung beban-beban pernikahan maka menikahlah.
Siapa yang tidak mampu, berpuasalah untuk menangkal syahwat.
Dengan pendapat-pendapat diatas demikian rasulullah memotivasi untuk menikah dengan maksud dari sabda Nabi SAW.
“Siapa di antara kalian yang mampu menanggung beban pernikahan, dan mampu melakukan berhubungan badan maka hendaklah ia menikah.
Dan maksud sabda tersebut, ”Dan Barang siapa tidak mampu,” maksudnya tidak mampu menikah.
Motivasi lain yang tertulis dalam kitab ash-shiyam dari jalur Abu Hamzah, dari Al-A’masy; “Karena segungguhnya nikah itu lebih menundukan pandangan dan menjaga kemaluan”
Sabda beliau di atas lebih menundukan dan lebih memelihara serta melindungi dari perbuatan keji (zina).
Selain hal yang telah disampaikan di atas, sebagai fitah seorang pemuda dan wanita yaitu memiliki perasaan yang ingin disampaikan. Sebuah hadist membahas hal tersenut sehingga menjadi salah satu motivasi pernikahan;
“Kami tidak melihat dua orang yang salng mencintai seperti halnya pernikahan” hadist shahih, di takhrij Ibnu Majah nomor 1847.
Sebagai pemuda dalam memilih calon istripun selah dianjurkan memilih sesuai dengan hadist sahih Muslim dari hadist Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda:
“Dunia itu kesenangan Dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah istri yang salehah” HR. Muslim.
Makna hadist diatas nabi SAW mendorong umatnnya utntuk menikahi seorang gadis, cantik dan taat beragama.
Hadist Hasan yang di takhrij An-Nisa’i dan Ahmad dari Abu Hurairah as, Rasulullah SAW bersabda;
“Yaitu istri yang menyenangkan suami ketika suami memandang, patuh kepada suami ketika diperintah, tidak menentang suami terkait diri dan harta istri dengan sesuatu yang tidak disukai suami.”
Dalam hadist lain, rasulullah SAW bersabda “Hendaklah kalian menikahi para gadis, karena mulut mereka lebih manis lebih mengangakat dan lebih menerima rezeki yang sdikit.” HR. Ibnu Majah (1861).
Ketika Jabir menikahi seorang janda, beliau berkata kepadanya “Mengapa engkau tidak menikahi gadis perawan yang mencumbumu dan engkau mencumbunya, dan engaku mencumbunya, yang membuatmu tertawa dan engkau membuatmu tertawa.”
Nabi SAW juga mendorong untuk menikahi wanita yang sbur, tidak menyukai wanita mandul, seperti disebutkan dalanm sebuah kisah.
Dalam Sunan Abu Dawud dari Ma’qal bin Yasar, ada seorang lelaki dateng kepada Rasulullah dan berkata;
“Aku mendapatkan seorang wanita keturunan terhormat dan memiliki kedudukan. Hanya saja ia mandul. Apakah aku boleh menikahinya?”
Beliau kemudian melarangnya. Setelah itu datang untuk ketiga kalinya lalu beliau melarangnya.
Beliau kemudian bersabda, “Nikahilah wanita banyak anak atau subur dan memiliki kasih sayang kepada suami, karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian”
Dan hadist terakhir dalam tulisan ini untuk memotivasi pernikahan untuk memilih calon yang Nabi SAW anjurkan “Pilihlah Istri-istri terbaik untuk air mani kalian, nikahilah wanita-wanita yang setara, dan nikahilah (wanita-wanita kalian) dengan mereka lelaki-lelaki yang setara.
Itulah informasi yang bisa kita peroleh tentang apa saja motivasi dalam menikah, baik menikah muda ataupun menikah dalam islam. Semoga kita menjadi orang orang yang terhindar dari segala jenis macam dosa.
Sekian informasi saya sampaikan. Semoga bermanfaat. Terimakasih.