Cara Memilih Calon Istri Yang Baik Menurut Islam

Infokua.com – Cara Memilih Calon Istri Yang Baik adalah salah satu pemahaman yang harus diketahui oleh pihak laki-laki yang akan menjadi seorang suami akad pernikahan telah dilakukan.

Pemahaman ini sebaiknya diketahui sebelum pernikahan tersebut berlangsung. Maka dari itu, seorang laki laki setidaknya dapat memahami apa saja yang menjadi dalil dalam Islam ketika memilih calon istri yang baik.

Dalam hal ini tentunya yang terutama adalah hadits tentang memilih calon istri dan ayat ayat Alquran tentang memilih jodoh.

Setidaknya ketika seorang lelaki mengetahui cara memilih calon istri yang baik bisa menjadi pasangan hidup yang ideal yang dirahmati Allah SWT.

Setidaknya kriteria yang baik bagi seorang wanita yang hendak dinikahi ialah ia (wanita) yang memiliki sifat wanita yang baik untuk dijadikan istri. Jadi jangan salah memilih pasangan hidup.

Karena menikah bukan untuk sehari dua hari, sebulan dua bulan, setahun dua tahun, tapi sekali untuk selamanya. Demikian juga kaitannya dengan pernikahan dalam Islam.

Untuk itulah perlu kita mengetahui ciri ciri pasangan hidup yang baik seperti apa? Sehingga tak perlu lagi cara cara menguji calon istri yang baik, tetapi cukup dengan mengetahui ciri ciri pasangan hidup yang baik seperti apa?

Dalam memilih calon istri yang baik sebenarnya mudah. Pahami sifat yang harus dimiliki oleh seorang wanita yang hendak dijadikan istri.

Sifat istri yang harus dimiliki oleh calon istri, misalnya, di antaranya seperti:

  1. Dekat dan Taat dengan Agamanya
  2. Memiliki paras cantik
  3. Berasal dari keluarga yang baik
  4. Lemah lembut
  5. Gadis dan perawan
  6. Cantik dan taat serta dapat dipercaya
  7. Subur dan mencintai suaminya

Beberapa sifat di atas bisa dibedah dalam beberapa penjelasan, dan berikut ini penjelasan dalam memilih calon istri yang baik yang bisa kita ketahui dan pahami.

Bagaimana Cara Memilih Calon Istri Yang Baik

Cara Memilih Calon Istri Yang Baik Menurut Islam

Suatu ketika ada seseorang (dari golongan orang kaya) lewat dihadapan Rasulullah SAW. Kemudian, Rasul bersabda kepada para sahabat, “Bagaimana pendapat kalian tentang orang tersebut?”

Mereka menjawab, “Ia sangat layak dinikahkan (dengan seorang wanita), jika ia meminta syafaat (keringanan), ia layak dikabulkan, dan bila ia berbicara pantas untuk didengar.”

Mendengar jawaban tersebut Rasul terdiam. Sejurus kemudian datanglah seorang dari kalangan kaum muslimin yang fakir. Maka Rasul bersabda, “Bagaimana pendapat kalian tentang orang ini?”

Mereka menjawab, “Jika ia melamar (seorang wanita) tidak layak diterima, jika meminta syafaat tidak layak dikabulkan, dan bila berbicara tidak pantas untuk didengarkan.”

Mendengar hal tersebut, Rasul bersabda, “Orang ini lebih baik dari seluruh isi bumi dan semisalnya lagi.” (Al-Bukhari 5091 dan Ibnu Majah 4120).

Lalu bagaimanakah cara memilih jodoh istri atau suami menurut islam, berikut beberapa penjelasan yang sempat ditulis Info KUA dilansir dari berbagai sumber.

Cara Cara Memilih Calon Istri Yang Baik

Pada intinya kenapa hal ini kita pelajari, sebab, dalam membangun rumah tangga, bagi seorang calon suami, setidaknya harus memperhatikan kriteria dalam memilih calon istrinya.

Baca:  Manfaat Nikah Muda: Menemukan Kebahagiaan di Usia Muda

Begitu sebaliknya, seorang calon istri harus mempertimbangkan juga kriteria dalam memilih calon suaminya. Maka banyak yang selektif dalam memilih pasangan hidup.

Sebab, dasar unsur utamanya adalah menopang kebahagiaan hidup berkeluarga dan termasuk batu pertama yang harus dipancangkan bagi tegaknya sebuah bangunan keluarga baru.

Menurut Islam, menjadi pasangan hidup yang ideal adalah salah satu terwujudnya keluarga bahagia, keluarga yang kokoh, dan eksis memiliki kaidah kaidah prinsip yang harus dipenuhi.

Di antaranya adalah aspek kualitas asalnya (keturunan), kejernihan hati, kelurusan akidah, dan kesalehan amalnya. Dan ada dua hal utama yang bisa menjadi perhatian, di antaranya adalah:

  1. Seorang perempuan yang kuat agamanya (Soleha).
  2. Diutamakan memilih yang masih perawan.

Dari dua poin di atas, apa saja yang menjadi urgensi memilih calon istri yang baik dilihat dari seberapa kuat agamanya dan kenapa memilih calon istri diutamakan yang masih perawan?

1. Urgensi Memilih Istri Yang Kuat Agamanya (Shalihah)

Jadi, dalam urgensi poin pertama ini adalah seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, yakni, dalam memilih pasangan hidup adalah lebih memilih dan mengutamakan calon istri yang agamais, religius, atau shalihah dibanding lainnya.

Hal ini seperti diisyaratkan dalam hadis shahih Al-Bukhari (5090), Muslim (1466), Abu Dawud (2032), dan An-Nasa’i (68/6), Ibnu Majah (1858), Ad-Darimi (2170), Ahmad (II/428), Al-Baihaqi (VII/79), Ibnu Hibban (4025 – 4026 – Ihsan).

“Perempuan itu dinikahi atas pertimbangan empat hal; harta bendanya, kualitas nasabnya, kecantikannya, dan kualitas agamanya. Maka pilihlah yang kuat agamanya, sebab dengannya tanganmu akan selamat.”

Maka, religius dan ketakwaan seorang calon istri hendaknya menjadi hal yang prinsip dalam memilih calon istri. Begitu juga ketika seorang perempuan sedang memilih calon suami.

Baca Juga: Pernikahan Wanita Bercadar: Hukum & Catatan Inspirasinya

Namun demikian, seorang pria juga boleh mempertimbangkan aspek kekayaan calon istri, sebab ketika telah sah menjadi pasangan suami istri dibolehkan baginya menikmati harta istrinya dengan syarat istrinya merelakannya.

Selanjutnya, jika seorang lelaki dihadapkan dua orang perempuan yang akan menjadi calon istri dan sama sama agamais, maka sebaiknya pilihlah yang lebih rupawan.

Namun jangan memilih yang cantik rupawan namun tidak agamais, sedangkan yang agamais ada meski tidak rupawan.

Dari sisi ini,Imam Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (1067).

Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

“Barangsiapa dianugerahi Allah istri shalihah, sungguh Dia telah membantunya menyempurnakan separuh agamanya. Maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah dalam pelaksanaan separuh lainnya.”

Jadi, ketika akan menikahi seorang wanita hendaklah perempuan itu mempunyai agama yang baik. Sebagaimana juga yang tercantum dalam QS. Al Baqarah [2]: (221).

“Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.”

Selain itu juga dijelaskan dalam HR. Al Bukhari (5090) dan Muslim (1466) : “Maka pilihlah karena agamanya niscaya kamu akan beruntung.”

2. Diutamakan Memilih yang Perawan

Dalam poin kedua ini, Rasulullah SAW menganjurkan kepada para pemuda untuk menikah dengan wanita yang masih perawan.

Baca:  Nikah Syighar: Pengertian, Hukum, Dampak Negatif & Hikmah

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Jabir, ia berkata, “Ketika saya baru saja menikah, Rasulullah SAW bertanya kepada saya, ‘Apakah istrimu perawan atau janda?’ ‘Janda’, jawab saya.

Kemudian Rasulullah SAW berkata, ‘Mengapa engkau tidak menikahi yang perawan, sehingga engkau dapat mencumbuinya dan ia mencumbuimu?’”

Islam juga menganjurkan kepada para pemuda untuk menikah dengan yang masih gadis adalah dalam rangka memilihkan untuk mereka apa yang sesuai dengan tuntutan fitrahnya.

Sebab, seorang gadis perawan ia akan lebih merasa senang dengan suami pertamanya. Adapun janda, ia akan mengambil sikap membanding-bandingkan antara suaminya yang pertama dengan yang baru.

Dan boleh jadi, suaminya yang dahulu memiliki kebaikan atau kelebihan yang tidak dimiliki suami keduanya tersebut. Dan sangat mungkin hal hal ini membuatnya berpaling.

Baca Juga: Menikah Beda Agama, Bolehkah? Ini Jawabannya

Pada suatu ketika, Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW:

“Bagaimana pendapatmu, jika engkau pergi ke suatu lembah yang tumbuh tumbuhannya sudah dimakan (oleh ternak), sementara engkau mendapati tumbuhan tumbuhan lain yang belum dimakan, di mana engkau akan menggembalakan untamu?”

Rasulullah menjawab, “Di tempat yang tumbuh tumbuhannya belum dirambah sama sekali.” Maksud Aisyah bahwa Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita perawan selain dia.

Jadi, hendaklah memilih calon istri yang tak hanya cantik parasnya, tetapi juga masih gadis atau perawan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW kepada Jabir bin ‘Abdullah RA setelah dia menikah:

“Apakah perempuan itu perawan atau janda? Jabir menjawab: janda. Maka beliau pun berkata:” Kenapa bukan gadis, sehingga kamu bisa bercanda dengannya dan dia pun bisa bercanda denganmu.” (HR. Al-Bukhari (5079) Muslim (715).

Kecuali ada alasan-alasan yang kuat sehingga dia harus menikahi seorang janda, seperti diminta oleh orang orang shalih, atau untuk menghibur istri yang ditinggal mati suaminya atau untuk menjaga anak yatim dan sejenisnya.

3. Berasal dari Keluarga yang Baik dan Kaya

Alangkah baiknya disamping perempuan tersebut agamanya baik, juga memiliki paras cantik, berasal dari keluarga yang baik dan juga orang kaya.

Namun tak hanya baik dan kaya dari sisi pribadi saja, tetapi juga kaya akan ilmu agamanya, kaya akan amal ibadahnya, taat pada Tuhannya.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW di dalam hadis HR. Al – Bukhari (5090) Muslim (1466):

“Wanita itu dinikahi karena 4 hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.”

4. Cara Memilih Calon Istri Yang Baik adalah Pilihlah yang Lemah Lembut & Dapat Dipercaya

Hendaklah perempuan itu mempunyai sifat lemah lembut dan rasa simpati pada anak kecil. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW di dalam hadis HR. Al – Bukhari (5082) Muslim (2527):

“Sebaik-baik wanita adalah yang dapat mengendarai unta. Sebaik-baik wanita Quraisy adalah yang paling lembut dan simpati pada anak di masa kecilnya, dan paling bisa menjaga harta suaminya.”

Baca:  Hukum Nikah Beda Agama dan Tata Cara Pernikahannya

Selain itu, hendaklah memilih perempuan yang cantik dan taat serta dapat dipercaya. Sebagaimana disebutkan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah ditanya perempuan seperti apakah yang baik itu?

Beliau menjawab? “Yang paling menyenangkannya jika dilihat suaminya, dan mentaatinya jika ia memerintahkannya dan tidak menyelisihinya dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci suaminya.” (HR. An-Nasa’i (6/68), Ahmad (7373) hadits ini shahih.

5. Pilihlah Perempuan Subur dan Mencintai Suaminya

Selanjutnya adalah perempuan yang akan dinikahi harus subur dan mencintai suaminya. Sebagaimana di dalam hadits nabi Muhammad SAW yang sudah dibahas sebelumnya.

Seorang perempuan yang subur dan mencintai suaminya memiliki banyak kebaikan bagi para suami dan keutuhan rumah tangga.

Sehingga kelak dapat memberikan keturunan yang baik dan juga mencintai bapaknya. Diharapkan rumah tangga dalam islam terjalin membangun rumah tangga hingga akhir hayat.

Hadits Memilih Calon Istri

Dalam tata cara memilih calon istri yang baik dalam Islam juga bisa mempertimbangkan petunjuk dari hadits dalam memilih calon istri.

Dalam hadits memilih calon istri yang baik lainnya Rasulullah bersabda:

“Hendaklah kalian menikah dengan wanita wanita perawan, sebab mulut mereka lebih terasa segar, rahim rahim mereka lebih dapat berguncang (lebih siap untuk hamil dan melahirkan),

dan mereka lebih dapat bersikap rela terhadap pemberian yang sedikit.”

Dalam riwayat lain, dari Jabir: “Ia (perawan) lebih sedikit memiliki sifat bohong.”

Yang dimaksud ‘segarnya mulut’ mencakup non fisik, yakni terpeliharanya ucapan yang tidak baik yang keluar dari mulut sang calon istri. Atau bahkan perkataan yang akan menyakitkan suaminya.

“Rahim rahim mereka lebih dapat berguncang” artinya adalah siap untuk hamil dan melahirkan. Dan “yang lebih sedikit memiliki sifat bohong” adalah lebih sedikit memiliki sifat tipu daya dan bohong.

Baca Juga: Syarat Nikah Dalam Islam dan KUA, Ini Rukun Sahnya

Sebenarnya masih ada banyak sekali cara cara yang bisa dilakukan dalam memilih calon istri yang baik. Demikian juga sebaliknya bagi wanita yang memilih calon suami.

Untuk itu, cara cara memilih calon istri yang baik ini sangat baik untuk kita cermati, disisi lain dengan mencari informasi lainnya apa saja yang menjadi kriteria memilih calon istri.

Sebab, dalam rumah tangga yang minim pengetahuan dan pengalaman hidup berumah tangga, dikhawatirkan persoalan semakin besar.

Sehingga dikhawatirkan saling ego dan tidak bisa saling menerima yang membuat rumah tangga dalam rundung perceraian. Maka penting sekali membangun dengan visi misi.

Itu juga termasuk dalam motivasi menikah sebagai cara menjaga keharmonisan rumah tangga yang bisa dilakukan sejak awal pernikahan. Semoga diberkahi seorang istri yang baik dan taat pada agama dan Tuhannya.

Itulah yang bisa disampaikan terkait cara memilih calon istri yang baik. Sekian yang bisa disampaikan semoga informasi di atas dapat bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih. Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Kata Kata Bijak Pernikahan Untuk Kamu Yang Akan Menikah

Ming Jun 9 , 2024
Infokua.com – Kata Kata Bijak Pernikahan untuk seseorang yang akan menikah itu berarti sekali. Seperti motivasi yang diharapkan dapat menguatkan niat yang baik. Seperti yang kita ketahui, pernikahan merupakan momentum yang paling bahagia untuk kehidupan setiap insan dan makhluk yang berpasangan. Menikah juga merupakan sebuah fitrah manusia. Menikah bukan sekedar mengikat dua […]
Cincin Nikah Buat Pasangan

You May Like